PENDIDIKAN INDONESIA MASA AKAN DATANGSebenarnya, tulisan ini bukan dialamatkan untuk memprediksi tentang pendidikan kita puluhan tahun yang akan datang. Sangat jauh dan mustahil, namun saya mencoba untuk sekedar membaca peluang yang nampak hari ini.
Hari ini, kita sedang dihadapkan pada era disrupsi. Artinya, semakin banyak di antara kita yang lebih nyaman dengan teknologi informasi. Pola perubahan perilaku dari dunia nyata, menjadi dunia maya sudah terlihat percikannya. Manusia adalah makhluk dengan perubahan yang cepat, seiring berjalannya waktu.
Pendidikan, harus menjawab peluang dan sekaligus tantangan tersebut. Jika lari, maka ketertinggalan yang akan terjadi. Sudah seharusnya, generasi muda kita bangkit, dan rasanya, kapasitas SDM kita mampu untuk menerobos hal tersebut.
Kesiapan anak muda kita akan teknologi pun nampaknya sudah mulai membaik dan tertata. Berkat kemampuan dari orangtua yang belajar banyak tentang perubahan zaman. Sehingga, membukakan jendela baru dan anyar bagi keduanya.
Hari ini, isu yang sedang digodok adalah kurikulum, upayanya adalah menterjemahkan se-praktis mungkin kepada siswa dan guru. Tujuan akhirnya, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
Infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah yang terberat, hingga hari ini. Pemeratahan SDM guru yang masih belum tersebar, dan perfokus pada wilayah Jawa, menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan kita.
Kedepan, nampaknya pola pendidikan kita akan terus mencari dan mencari kurikulum baru yang hidup dan pas dengan negara agraris kepulauan ini. Dengan ragam manusia yang berbeda, dan potensi inilah yang sulit untuk menemukan formulasi kurikulum yang baik.
Kesemerawutan menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas hingga hari ini, meski tidak terekspostase secara besar, namun pendidikan adalah kunci.
Pendidikan, harus menjawab peluang dan sekaligus tantangan tersebut. Jika lari, maka ketertinggalan yang akan terjadi. Sudah seharusnya, generasi muda kita bangkit, dan rasanya, kapasitas SDM kita mampu untuk menerobos hal tersebut.
Kesiapan anak muda kita akan teknologi pun nampaknya sudah mulai membaik dan tertata. Berkat kemampuan dari orangtua yang belajar banyak tentang perubahan zaman. Sehingga, membukakan jendela baru dan anyar bagi keduanya.
Hari ini, isu yang sedang digodok adalah kurikulum, upayanya adalah menterjemahkan se-praktis mungkin kepada siswa dan guru. Tujuan akhirnya, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
Infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah yang terberat, hingga hari ini. Pemeratahan SDM guru yang masih belum tersebar, dan perfokus pada wilayah Jawa, menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan kita.
Kedepan, nampaknya pola pendidikan kita akan terus mencari dan mencari kurikulum baru yang hidup dan pas dengan negara agraris kepulauan ini. Dengan ragam manusia yang berbeda, dan potensi inilah yang sulit untuk menemukan formulasi kurikulum yang baik.
Kesemerawutan menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas hingga hari ini, meski tidak terekspostase secara besar, namun pendidikan adalah kunci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar